Sabtu, 16 Februari 2013

Urang Sunda 2013


Text Box: Cing cang keling , manuk cingkleung cineten ,  Blos ka kolong bapa satar buleneng….Menyingkap “ Sunda “


Bangsa yang hebat adalah bangsa yang berbudaya. Bangsa Indonesia memiliki banyak ragam budaya daerah. Namun apakah semua budaya itu akan dapat kita jadikan kekuatan sebagai bangsa yang hebat ?
Para budayawan bangsa sejak dulu berjuang melestarikan budaya kita. Khususnya urang Sunda, hingga saat ini masih dapat menikmati manfaat dari kelestarian budayanya. Nah,  sekarang kita harus tahu budaya apa itu… dan yang bagaimana ?

“….Budaya Pembelajar…. “

a.       “ Laleur mapay areuy…( lalat meniti pohon yang merambat )…
            Batok kohok wadah huut…( tempurung kelapa yang bolong tempat dedak )”.
Kalimat yang familiar ini adalah salah satu contoh cara urang Sunda melatih pelafalan kita dalam belajar bicara.

b.    Bebedilan jepret, sintir, talawengkar, Teknologi sederhana sudah dikuasai urang Sunda sejak dulu. Buktinya permainan tradisional menggunakan bahan dari alam dan barang-barang bekas, seperti  bamboo, ranting kayu, kaleng bekas, dll. 

c.       “ Pun biang nuju leleson,… upami  pun adi mah keur sare…”. Sungguh kesopanan, tatakrama dan penghargaan dipergunakan dalam keseharian urang sunda.

Masih banyak lagi kebanggaan urang sunda dalam berbudaya. Tentu tugas kita melestarikannya. Ayo kita cari lagi hal-hal positif nya… manfaatnya… pastilah banyak. 

( Oleh : Ria Anwar )


 
TOKOH

BAPAK  ANGKLUNG yang Termasyur          

Orang Sunda dapat merasa bangga dengan alat music  yang telah
merambah dunia ini. 

" Angklung….  "

Mulanya angklung hanya alat music lokal saja.
Angklung, sebuah alat music yang terbuat dari bamboo dengan bunyi khas
 seperti lebah” …trtrtrng…” Ya,  kurang lebih seperti itu.
Hal ini tidak lepas dari jasa salah sorang tokoh pendidikan.

Tokoh pendidikan yang satu ini memang luar biasa. Beliau adalah Bapak Daeng Soetigna. Atas jasa Bapak Daeng Soetigna, music angklung jadi  terkenal di seantero dunia. Dengan diciptakannya angklung diatonis-kromatis, harmonisasi suara angklung terdengar merdu , indah dan memiliki nilai tersendiri.
Karena kehebatan Pak Daeng, mari kita kenali beliau.      

Bapak Daeng Soetigna lahir di Garut pada 13 Mei 1908. Pak Daeng adalah anak kedua dari lima bersaudara. Ayahnya bernama Mas Kartaatmaja, seorang pensiunan penilik sekolah. Pak Daeng banyak mendapatkan ilmu pengetahuan dan pengalaman serta contoh-contoh kehidupan dari ayahnya.  
Ibunya pak Daeng bernama Nyi Raden Ratna Soerasti. Beliau dapat memainkan  gamelan , meniup suling, mahir menunggang kuda, merenda, membuat hiasan dari kerang dan bambu.

Saat berusia 7 tahun , Pak Daeng masuk  sekolah  di HIS (Holandsche Inlander School = sekolah rendah untuk bumi putera) Garut, angkatan kedua. Di Garut ia mulai mengenal angklung dan ingin belajar membuatnya.
Setelah lulus dari HIS ia meneruskan sekolah ke Kweekschool (Sekolah Raja) untuk jadi guru. Saat  tamat dari KS Beliau  menjadi guru dan berhasil memajukan para muridnya.

 Jasa dan perjuangannya dalam bidang music angklung telah diakui dunia. Tadinya music angklung menggunakan tangga nada pentatonis, Beliau rubah menjadi diatonis-kromatis sampai  bisa merambah dunia.

( Sumber: Majalah Salaka, Djodi Prihatna, A.Md.Pd-MG/ Dikutip dan diterjemahkan oleh Ria Anwar )



Jumat, 15 Februari 2013

Iman dan keimanan


 Pintu Hati

Sabar..
Hadiah besar Allah siapkan bagi yang menerima cobaan berat dengan ikhlas...
Payung iman senantiasa melindungi kita dan berkata....
Sabar...
Benar !
Rahmat Allah SWT bagi semua makhluknya
Rohim Allah SWT bagi orang-orang yang beriman
Benar !
Yakin dalam hati tak cukup
Buktikan dengan perbuatan
Yakinkan ... semua berjalan..
Tiada akan ada keraguan

Jumat, 01 Februari 2013

puisi

Kata Hanyut Dalam Puisi

Tanpa dipandang
Engkau tetap terdengar
Walau tutup telinga
Tetap isyarat selalu terbaca

Pentingkah dia?

benar, itu benar sekali
Dalam beberapa sesi
Selalu agar terpilih
Baik-baiklah ya
Akku perlu engkau

Selama hidup ini..